Jengkol atau disebut jering ternyata kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, Vitamin C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Tentunya banyak manfaat dan khasiat kesehatan bagi badan dari zat-zat yang terkandung dalam jengkol tersebut. Tetapi berikut ini kita hanya membahas mengenai beberapa kandungan utama dari jengkol bagi kesehatan tubuh.
Sumber vitamin C. Terdapat kandungan 80 mg pada 100 gram biji jengkol, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari ialah 75 mg untuk perempuan cukup umur dan 90 mg untuk laki-laki dewasa.
Sumber Protein. Protein yang terkandung dalam jengkol adalah 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Protein berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan mengganti sel-sel badan yang rusak.
Sumber Zat Besi. Jengkol mengandung zat besi 4,7 g per 100 g. Zat besi sangat diperlukan tubuh, kekurangan zat besi sanggup mengakibatkan kurang darah atau anemia.
Sumber Kalsium. Tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya sanggup dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi dan mengatur proses biologis dalam tubuh. Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi.
Penyebab busuk pada jengkol disebabkan oleh asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan banyak sekali komponen flavor yang sangat bau, lantaran efek welirang tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu ialah gas H2S yang populer sangat bau.
Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah imbas yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi ketika asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akibatnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat sampai sanggup berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi bila cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
Resiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, melainkan sangat bergantung pada kerentanan badan seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja sanggup mengakibatkan terjadinya jengkolan. Apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akhir faktor genetik dan lingkungan.
Setelah membaca secara menyeluruh artikel di atas maka sudah saatnya mengkreasikan masakan berbahan jengkol dengan beberapa kreasi resep menyerupai Resep Semur Jengkol Santan atau Resep Jengkol Balado Pedas.
Setelah membaca secara menyeluruh artikel di atas maka sudah saatnya mengkreasikan masakan berbahan jengkol dengan beberapa kreasi resep menyerupai Resep Semur Jengkol Santan atau Resep Jengkol Balado Pedas.